Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Hello my name Mahardhika Adhi Candra Dewi, you can call me Dewi/Dhika. And I have a little name or my author name is Kadew Liane. Thanks for read my articles ^^

Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat Dari Biji Pala dan Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA




OLEH :
Nama : Mahardhika Adhi Candra Dewi
Analia Dian Ningrum
Ayuningtyas Dian P
Gea Ros Alifa
Fathimah Rima
Katarina Puspita D
Pinera F.N
Titis Maratush S



D3 Farmasi 2014
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta




A. Tujuan Percobaan
     - Dapat melakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji pala dengan metode soxhletasi.
     - Dapat melakukan proses isolasi metode soxhletasi dan kristalisasi.
     - Dapat mengetahui dan memahami proses saponifikasi dengan metode refluks.
     - Dapat menghitung rensemen asam miristat dan hasil saponifikasi.
     - Dapat melakukan reaksi penyabunan trimiristin untuk mendapatkan asam miristat.

B. Dasar Teori
      Biji buah pala merupakan biji dari tumbuh-tumbuhan yang kaya akan trigliserida yaitu asam lemak ester gliserol. Banyak perbedaan yang mungkin pada trigliserida terjadi, sejak gliserol mempunyai rantai yang sangat panjang dab sejumlah ikatan rangkap dan saling berhubungan satu sama lain. Biji buah pala mengandung trigliserida terutama ester gliserol yaitu asam lemak tunggal dan asam myristic, yang disebut trimiristin. Trimiristin yang terkandung dalam biji buah pala kering kira-kira 25%-30% beratnya (Winarno, 1991).
         Menurut Albert Y. Leung, komposisi kimia dari biji pala adalah :
- Minyak Atsiri 2-16% (rata-rata 10%).
- Fixed Oil atau minyak kental 25%-30% terdiri dari beberapa jenis asam organik, misalnya asam palmetic, asam stearat dan miristat.
- Karbohidrat kurang lebih 30%, protein 60%.
- Minyak pala mengandung 88% monolepen hidrokarbon.
- Miristat kurang lebih 4%-8% dan lain-lain termasuk alkohol, misalnya eugenol, metyleugenol, biji pala juga mengandung zat-zat antioksidan.
                                                                                                             (Gibson, 1956).
          Adapun sifat-sifat dari biji pala adalah :
- Mengandung unsur-unsur psikotropik.
- Mengakibatkan muntah-muntah, kepala pusing, rongga mulut kesing, meningkatkan rasa muntah dan diakhiri dengan kematian.
- Memiliki daya bunuh terhadap larva serangga.
- Tidak menimbulkan alergi jika dioleskan pada kulit manusia.
                                                                                                            (Helmkamp, 1964).
         Trimiristin merupakan salah satu senyawa bahan alam golongan lemak yang ditemukan pada biji buah pala (Myristica fragrans). Trimistin yang terkandung dalam biji pala merupakan lemak yang juga dapat ditemukan di beberapa jenis sayuran yang kaya akan minyak dan lemak terutama pada biji-bijian. Trimiristin merupakan bentuk kental dan tidak berwarna serta tidak larut dalam air. Beberapa perbedaan trigliserida mungkin karena gliserolnya mempunyai tiga fungsi. Fungsi hidroksil dan juga mengandung lemak alami yang mempunyai rantai panjang dan sejumlah ikatan rangkap yang berhubungan satu sama lain. Trimiristin terkandung sekitar 25% dari berat kering biji buah pala (Wilcox, 1995).
      Adapun biji pala digunakan sebagai rempah-rempah, minyaknya untuk kosmetik maupun pengobatan, penambah aroma makanan dan membunuh larva serangga dan insekta lainnya (Wilcox, 1995).
          Soxhletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan penyarian berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi (Freiser, 1957).
           Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (NaOH). Hasil dari saponifikasi adalah gliserol. Banyak atom C dapat mempengaruhi sifat-sifat sabun seperti kelarutan, proses emulsi dan pembasahan (Fessenden, 1982).
           Prinsip kerja soxhletasi yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan didalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif didalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi terlah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Ansel, 1989).
             Refluks merupakan teknik laboratorium dengan cara mendidihkan cairan dalam wadah yang disambungkan dengan kondensor sehingga cairan terus menerus kembali ke dalam wadah, Teknik ini edigunakan untuk melaksanakan reaksi dalam waktu lama, semisal sintesis organik (Freiser, 1957).
         Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsemtrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasu tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).
             Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian komponen larutan organik. Ada tujuh metode dalam rekristraliasi yaitu : memilih pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpulkan dan mencuci krital, serta mengeringkan produknya (hasil) (Williamson, 1999).

C. Alat dan Bahan
Alat : Seperangkat alat sokhletasi (1 pasang)
          Corong Biasa (3 buah)
          Baskom ( 2 buah )
          Erlenmeyer 50 ml ( 2 buah)
          Erlenmeyer 1000 ml ( 1 buah)
          Statif dan Klem ( 2 pasang )
          Penangas Air ( 1 buah )
          Labu Alas Bulat ( 3 buah)
          Batang Pengaduk ( 2 buah)
          Pipet Tetes ( 3 buah )
          Beaker Glass ( 3 buah )
          Gelas Ukur ( 3 buah)
          Sendok Tanduk ( 1 buah)
          Aluminium Foil (1 buah/secukupnya)
         Seperangkat alat refluks ( 1 pasang)
         Timbangan ( 1 buah )
         Ember ( 1 buah )
         Pompa Air ( 1 buah )
Bahan : Trimiristin (2,4 gram)
              Aseton (50 ml)
             NaOH 6M (36 ml)
             Etanol ( 36 ml)
             Es Batu ( 2 botol )
             HCl Pekat ( 36 ml )
             Air ( 1 ember )
             Aquadest (secukupnya)
             Batu Didih ( 3 buah)
             Kertas Saring (Secukupnya)
             Biji Pala (30 gram)
             N- Heksana (250 ml)

D. Cara Kerja
a) Isolasi Trimiristin 
    - 30 gram serbuk biji pala dimasukkan ke dalam kertas saring di buat klongsong.
    - Kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhletasi.
    - 250 ml n-heksana dan batu didih dimasukkan kedalam labu soxhlet.
    - Kemudian merangkai alat soxhlet dan ditunggu hingga terjadi 6-8 sirkulasi.
    - Ekstrak yang didapatkan kemudian di evaporasi, sehingga didapatkan minyak.
  - Kemudian dipindahkan kedalam erlenmeyer 50 ml dan ditambahkan 45 ml aseton ke dalam minyak.
    - Dilakukan penyaringan saat panas-panas menggunakan kertas saring.
    - Filtrat didinginkan dalam wadah es.
    - Kemudian dikumpulkan menjadi kristal putih trimiristin.
    - Dilakukan pencucian dengan aseton selama 2x.
    - Dikeringkan lalu ditimbang dan dihitung rendemen.
b) Penyabunan Trimiristin menjadi Asam Miristat
    - 2,4 gram Trimiristin ditambah dengan 36 ml Etanol 70% dan 36 ml NaOH 6 M dimasukkan ke dalam labu alas bulat 250 ml.
    - 3 batu didih ditambahkan kedalam labu alas bulat.
    - Alat refluks disusun
    - Kemudian dilakukan refluks kurang lebih 1 jam.
    - Hasil dituangkan kedalam gelas kimia 250 ml.
    - Dimasukkan kedalam baskom yang berisi es dan diaduk hati-hati.
    - Ditambahkan dengan HCl Pekat 36 ml hingga terbentuk asam miristat.
    - Dimasukkan kedalam baskom yang berisi es.
    - Dilakukan pencucian dengan aquadest sebanyak 30 ml.
    - Didapatkan kristal dan dihitung persentase rendemennya.

E. Hasil
a. Kristal Trimiristin 5 gram
b. % rendemen trimiristin = 16,67%
c. Larutan Hasil Refluks = 75 ml
d. % Rendemen = 62,5 %

F. Pembahasan
ISOLASI TRIMIRISTIN DAN ASAM MIRISTAT DARI BIJI PALA
         Pada praktikum ini dilakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji pala dengan metode soxhletasi. Prinsip dari metode soxhletasi adalah penyarian secara berulang, dimana cairan dipanaskan, uapnya akan menyari simplisia dalam klonsong dan jatuh pada labu alas bulat berlangsung secara kontinyu.
          Pengerjaan praktikum ini diawali dengan penyerbukan biji pala. Biji pala dibuat serbuk dengan tujuan untuk memperluas luas permukaan sehingga kontak dengan pelarut akan lebih besar dan semakin banyak zat yang tersari. Serbuk pala yang digunakan sebanyak 30 gram dengan pelarut N-heksana 250 ml. Penggunaan pelarut N-heksana didasarkan atas sifat like disolve like dimana pelarut non polar akan menyerap zat-zat non polar begitu juga sebaliknya. Trimiristin adalah senyawa non polar sehingga mampu larut dalam pelarut non polar.
          Biji pala yang telah menjadi serbuk dibungku dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam timble pada alat soxhlet. Proses soxhlet dilakukan sebanyak 6-8 sirkulasi. Ketika pelarut n-heksana dalam labu alas bulat menguap akibat pemanasan, uap pelarut akan naik, kemudian akan dikondensasikan oleh kondensor menjadi molekul-molekul cairan pelarut yang jatuh kedalam tempat sampel serbuk biji pala. Terjadinya pengembunan ditandai dengan adanya tetesan-tetesan pelarut ke dalam sampel. Setelah volume tempat sampel dipenuhi oleh pelarut, maka seluruh cairan (pelarut yang membawa solute) akan turun kembali ke dalam labu alas bulat melalui pipa kecil dan proses inilah yang disebut dengan satu sirkulasi.
     Hasil dari proses ekstraksi ini adalah campuran antara solut dan solvent yang berwarna kekuningan yang kemudian dievaporasi. Hal ini bertujuan adalah untuk menguapkan pelarut sehingga didapatkan ekstrak kental. Penguapan dilakukan dengan menggunakan waterbath dan dilakukan secara hati-hati, karena n-heksana adalah pelarut yang mudah terbakar. Prinsip dari evaporasi adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu sedangkan zat yang memiliki titik didih tinggi akan tertinggal. Dalam hal ini h-heksana memiliki titik didih yang lebih rendah daripada trimiristin sehingga n-heksana menguap terlebih dahulu dan terpisah dari minyak pala.
           Minyak pala yang diperoleh ditambahkan dengan aseton 45 ml. Penambahan aseton bertujuan untuk memisahkan zat murni dan zat pengotor. Proses pemisahan ini disebut dengan proses rekristalisasi. Dalam proses rekristalisasi, kriteria pelarut yang digunakan adalah pelarut yang tidak bereaksi dengan zat padat yang terlarut. Dalam percobaan ini digunakan aseton karena pelarut ini tidak bereaksi dengan zat yang terkandung dalam serbuk biji pala. Selain itu kriteria pelarut yang baik dalam proses rekristalisasi adalah pelarut yang mempunyai titik didih melebihi titik leleh zat padatnya.
          Setelah penambahan aseton campuran disaring dan dilakukan pada saat larutan masih panas agar tidak terjadi pengkristalan pada larutan. Dari penyaringan yang dilakukan diperoleh filtrat berwarna kuning jernih dan residu yang berwarna putih. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam lemari pendingin untuk mempercepat proses pengendapan. Kristal yang diperoleh, dicuci lagi dengan menggunakan aseton sebanyak 2 kali untuk melarutkan pengotor yang bersifat polar. Selanjutnya residu yang tertinggal didalam kertas saring di timbang untuk mengetahui berat trimiristin yang diperoleh. Dari praktikum ini diperoleh krital trimiristin berwarna putih dengan berat kristal 5 gram dan rendemen 16,67 %.
            Hasil yang diperoleh tidak sebanyak perolehan isolasi trimiristin yang dilakukan oleh Idrus, dkk. Dalam percobaan yang dilakukan oleh Idrus dkk, menyatakan bahwa rendemen dari isolasi trimiristin yang diperoleh adalah 80,02%. Perbedaan ini dapat dimungkinkan karena kurang halus serbuk pala yang digunakan sehingga kontak antara pelarut dan zat kurang optimal, selain itu dapat terjadi karena proses ekstraksi yang digunakan masih kurang lama, sehingga masih banyak zat yang tertinggal didalam biji pala.

PENYABUNAN TRIMIRISTIN UNTUK MENDAPATKAN ASAM MIRISTAT
         Pada praktikum ini dilakukan proses penyabunan trimiristin untuk memperoleh asam miristat dengan metode refluks. Refluks adalah metode ekstraksi dengan cara panas menggunakan pelarut pada titik didihnya dan berlangsung secara konstan karena adanya pendingin balik (Depkes, 2010).
        Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
        Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kristal trimiristin yang telah diekstraksi secara soxhletasi sebanyak 2,4 gram. Proses ini diawali dengan mencampurkan trimiristin dengan 36 ml NaOH dan 36 ml etanol. Di dalam laboratorium NaOH yang tersedia dalam bentuk serbuk sedangkan yang harus digunakan adalah larutan NaOH 6 M sehingga harus dilakukan pembuatan larutan NaOH. Berdasarkan perhitungan dari rumus :
Massa : (MxpxMr) : 1000
         Dalam praktikum ini, penggunaan NaOH ini bertujuan agar dalam reaksi ini dihasilkan sabun. Sedangkan penambahan etanol berfungsi sebagai pelarut, dimana etanol akan melarutkan hasil campuran setelah direfluks yaitu sabun dan gliserol. Campuran trimiristin, NaOH, dan etanol yang direfluks selama kurang lebih 1 jam dengan menggunakan heating mantle bertujuan agar campuran dapat larut secara sempurna sehingga hasil yang didapat akan meningkat dengan dilakukannya pemanasan. Batu didih yang ditambahkan dalam labu alas bulat bertujuan agar suhu dan tekanan tetap stabil sehingga tidak terjadi letupan ketika merefluks.
        Pada metode refluks, pemisahan senyawa kimia di lakukan dengan cara memasukkan trimiristin kepada labu alas bulat, kemudian dipanaskan, uap-uap cairan pelarut terkondensasi pada kondensor menjadi molekul-molekul cairan pelarut yang akan turun kembali bersama sample yang berada pada labu alas bulat, hal ini berlangsung secara kontinue sampai pelarutan sempurna. Larutan hasil refluks sebesar 75 ml. Pada saat direfluks akan terjadi reaksi penyabunan trimiristin. Trimiristin merupakan gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat, sehingga apabila trimiristin di reaksikan dengan NaOH akan menghasilkan sabun. Sabun tersebut adalah natrium miristat atau gram natrium dari asam miristat dan gliserol.
      Setelah dihasilkan larutan dari proses refluks kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker 250ml. Gelas beaker kemudian dimasukkan kedalam wadah yang berisi air es. Digunakan air es bertujuan agar memudahkan dalam pengkristalan. Setelah itu ditambahkan dengan HCl pekat 36 ml. Penambahan HCl bertujuan agar terbentuk asam miristat, dimana HCl akan bereaksi dengan ion Na dari sabun miristat membentuk garam NaCl yang bersifat netral. Penambahan HCl juga menyebabkan larutan yang dihasilkan bersifat asam. HCl ditambahkan sedikit demi sedikit secara hati-hati agar larutan dapat bercampur sempurna dan kristalnya dapat cepat terbentuk dengan adanya pendingingan dari air es.
           Setelah terbentuknya kristal, larutan disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan menggunakan aquadest 30 ml. Pencucian berfungsi agar garam NaCl terpisah dari asam miristat sebab sifat garam NaCl yang mudah larut air, sedangkan asam miristat sukar larut dalam air, karena asam miristat tergolong asam lemak. Kristal yang telah terbentuk di kering anginkan dan ditimbang. Dari hasil percobaan, diperoleh masa kristal asam miristat sebesar 1,5 gram. Sedangkan masa awal trimiristin adalah 2,4 gram. Kemudian ditentukan presentase rendemen dengan rumus :
 %Rendemen = (massa yang diperoleh /massa awal) x100%
Rendemen yang dihasilkan adalah 62,5 %.

G. Kesimpulan
   - Prinsip dari soxhletasi adalah penyarian secara berulang, dimana cairan dipanaskan, uapnya menyari simplisia dan jatuh pada labu alas bulat dan berlangsung secara kontinyu.
     - Pelarut yang digunakan adalah n-heksan karena trimiristin adalah zat yg bersifat non-polar.
     - Penambahan etnaol digunakan sebagai pelarut.
     - Titik didih trimiristin lebih besar daripada n-heksan sehingga dalam proses evaporasi, pelarut n-heksana akan menguap terlebih dahulu dan diperoleh minya pala.
     - Pencucian dengan aseton ditujukan untuk memisahkan zat murni dan zat pengotor.
     - Pendinginan dilakukan untuk memperoleh endapan trimiristin yang berwarna putih.
     - Dalam percobaan ini didapatkan asam miristat sebesar 1,5 gram dengan rendemen 62,5%.
     - Penambahan NaOH bertujuan agar terbentuk sabun.




DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.
Arsyad. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta : Gramedia.
Fessenden, R.J. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Freiser, Louis F. 1957. Experiment in Organic Chemistry, 3nd edition. Revised, D.C, Health and                      Company : Boston.
Gibson, Charles. 1956. Essential Principles of Organic Chemistry. Cambridge of The University                      Press : London.
Helmkamp. 1964. Selected Experiments in Organic Chemistry. Cambridge of The University Press :                London.
Idrus., Syarifusin,M., Kaimudin, R.F Torry dan R. Biantoro. 2014. Isolasi Trimiristin Minyak Pala                 serta Pemanfaatnannya sebagai Bahan Aktif Sabun. Jurnal Riset Industri 8 (1). 23-31.
Wilcox, C.F. 1995. Experimental Organic Chemistry, 2nd Edition. Prentice Hall : New Jersey.
Williamson, 1999. Macroscale and Microscale Organic Experiment. Houghtib Nifflin Company :                   USA.
Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar